gambar diambil dari www.todayifoundout.com |
Kebetulan di rumah saya sedang banyak lalat, mungkin karena
musim hujan. Kakak saya pun menyarankan untuk menyalakan api atau membakar lilin
agar lalat terusir. "Kayak (yang biasa dilakukan) di restoran Padang,"
katanya.
Saya pun segera menyalakan lilin dan selang beberapa saat,
kerumunan lalat menjadi berkurang. Awalnya saya berpikir bahwa terusirnya lalat
dikarenakan mereka takut terhadap cahaya atau api. Namun, saya cukup terkejut
karena lalat justru mendekati sumber cahaya. Hasilnya, beberapa lalat langsung
mati atau perlahan mati karena terbakar.
Lalu, apa hubungan antara lalat dan api/cahaya?
1. Serangga Fototropik
Ternyata lalat merupakan salah satu jenis serangga yang
menyukai cahaya (fototropik). Tak heran, lalat malah mendekati cahaya lilin
ketimbang menjauhinya. Berarti bisa diasumsikan bahwa kebiasaan masyarakat
Indonesia (khususnya yang bekerja di restoran Padang, hehe) adalah untuk
memberikan efek jera kepada para lalat. Seolah memberi perangkap kepada lalat
dengan menyediakan yang mereka sukai (cahaya) padahal jika mereka terlalu dekat
akan terkena api lalu terbakar dan mati.
2. Lebih Peka daripada Manusia
Kepekaan penglihatan lalat bisa mencapai 6 kali lebih besar
daripada manusia. Hal tersebut dikarenakan mata majemuk yang dimilikinya. Mata majemuk
lalat memiliki ribuan lensa yang sangat peka tidak hanya terhadap cahaya tapi
juga gerakan. Literatur mengatakan mata lalat dapat mengindra getaran cahaya hingga
330 kali per detik atau 6 kali lebih banyak dibanding mata manusia.
3. Takut Warna Biru
Hasil penelitian ilmuan Jepang menunjukan bahwa beberapa
serangga tidak menyukai cahaya dengan panjang gelombang 378-508 nanometer. Untuk
lalat sendiri para peneliti yang terdiri dari Isamu Akasaki, Hiroshi Amano dan
Shuji Nakamura, mengatakan bahwa lalat akan mati dengan cahaya yang memiliki
panjang gelombang di bawah 467 nanometer atau yang memiliki spektrum warna
biru.
Meski dalam penelitian lalat yang diujicobakan tidak
mengalami kematian, namun diketahui bahwa cahaya dapat menstimulasi produksi
molekul reactive oxygen species (ROS). Molekul tersebut kemudian akan
merusak sel, mengakibatkan kerusakan jaringan, hingga menyebabkan kematian bagi
lalat. Hasil penelitian ini telah diterbitkan oleh Rocketnews24 (13/12/2014)
dan para peneliti berhasil memenangkan hadiah Nobel bidang Fisika tahun 2014.
Semoga bermanfaat
Sumber: Segala Sumber
No comments:
Post a Comment