Buat para pria yang baru saja ditolak cinta, tidak usah putus asa apalagi galau. Santai bro…! memang sudah kodrat pria untuk ditolak. Dan memang sudah menjadi kodrat pria juga untuk terus bersaing memperebutkan cinta. Masa sih?... Yuks kita belajar dari sperma.
Hadirnya manusia di dunia dimulai dari peristiwa
fertilisasi atau pembuahan. Yaitu meleburnya inti sel sperma (milik pria) dan
inti sel telur atau ovum (milik wanita). Keduanya bersatu membentuk zigot yang
terus membelah dalam proses pertumbuhan dan perkembangan menjadi manusia baru.
Tampak sederhana memang, namun jika dicermati, kisah pertemuan mereka tidak lah
mudah.
Jika dilihat dari sudut pandang sel sperma, untuk bisa
menjumpai ovum, ratusan juta sperma yang dikeluarkan pria harus bersaing satu
sama lain hingga akhirnya diperoleh satu sperma juara yang benar-benar berhasil
membuahi ovum. SATU OVUM hanya bisa
dibuahi SATU SPERMA, itu prinsipnya.
Lalu, seperti apa rintangannya?
1. Asam Vagina
Mematikan Sperma
ilustrasi: diambil dari motleynews.net |
Berdasarkan tipe kromosom kelaminnya, terdapat dua jenis
sperma yang diproduksi testis pria, yaitu sperma tipe X (22A+X) dan tipe Y
(22A+Y). Masing-masing memiliki karakteristik berbeda, salah satunya diketahui
bahwa sperma tipe X lebih tahan terhadap keasaman vagina dibanding sperma tipe
Y. Sehingga tak heran banyak sperma Y yang kemudian mati (meski cairan sperma sudah dilengkapi senyawa yang bersifat basa).
Kondisi semacam ini kemudian disiasati melalu aktivitas foreplay (pemanasan)
sebelum bercinta. Agar kondisi vagina menjadi lebih basah lalu basa, hingga
sperma Y bisa ikut bertahan.
2. Mati Kelelahan
Banyak faktor yang menyebabkan sperma mati sebelum
bertemu ovum, bahkan jauh sebelum masuk ke rahim apalagi saluran telur. Meski kelenjar-kelenjar
di tubuh wanita sudah turut membantu pergerakan sperma melalui produksi lendir
(di vagina atau mulut rahim), tetap saja banyak sperma yang mati. Salah satu
penyebabnya adalah kelelahan.
Sumber tenaga bagi pergerakan sperma sendiri berasal dari
bagian leher/tengah yang banyak mengandung mitokondria (organel pembentuk energi/ATP). Sama halnya dengan manusia, kondisi
fisik sperma tentu saja berbeda satu sama lain. Ada yang dianugerahi fisik kuat
ada juga yang lemah. Nah, bagi sperma yang dianugerahi fisik lemah (terkait kemampuannya memproduksi energi),
sangat memungkinkan mereka sudah mati kelelahan meski masih di awal
perjalanannya. Kondisi sperma yang mati karena kelelahan ini terus berlangsung
hingga tahap-tahap akhir menuju ovum.
3. Antibodi Wanita
“memakan” Sperma
Bertolak belakang dengan kegembiraan sperma yang berhasil
melewati mulut rahim, tubuh wanita justru menganggap kehadiran mereka sebagai
ancaman. Ya, sperma yang masuk ke rahim, dideteksi sebagai benda asing yang secara
otomatis akan ditanggapi tubuh wanita dengan pengeluaran antibodi (senyawa pertahanan). Antibodi ini
selanjutnya akan “memakan” sperma-sperma dan tak heran ribuan sperma akan mati
di tahap ini.
sperma saat di"telan" oleh antibodi (copyright Nucleus Medical Media) |
4. Awas Salah Jalan
Melalui siklus menstruasi wanita, bisa diambil kesimpulan
bahwa tiap bulannya ovarium wanita (secara normal) akan melepas satu ovum. Ovum
yang telah keluar (peristiwanya disebut
Ovulasi) selanjutnya akan bergerak menuju saluran telur (tuba
fallopi/oviduct). Saluran telur pada wanita terdiri dari bagian kiri dan kanan
sesuai dengan keberadaan ovarium. Di sekitar satu per tiga bagian saluran telur
tersebut (entah sebelah kiri atau kanan), ovum pun akan menunggu kedatangan
sperma.
Sementara itu, dari satu kelompok sperma yang sudah
berhasil melewati uterus/rahim, akan terbagi menjadi dua kelompok. Satu
kelompok akan menuju saluran telur sebelah kiri, sedangkan kelompok lain akan
menuju saluran telur sebelah kanan. Dari sini bisa kita lihat bahwa meskipun
dalam proses perjalanan sperma, ovum telah melepas senyawa kimia yang mampu
menjadi sinyal deteksi keberadaannya, tetap saja ada banyak sperma yang harus
gigit jari karena “salah jalan”.
diambil dari www.youtube.com (Nucleus Medical Media) - Modified |
Menurut literatur, dari ratusan juta sperma yang
dikeluarkan pria, hanya tersisa ribuan sperma yang bisa bertahan sekaligus
tidak salah jalan menuju saluran telur di mana ada sel telur menunggu di sana. Lalu,
apakah ribuan sperma itu sudah harus berpuas diri?! Perjuangan belum berakhir, bro!.
5.
"Perangkap" Silia Pada Saluran Telur
Rintangan selanjutnya yang dihadapi sperma adalah
keberadaan silia pada saluran telur. Pada saluran telur, silia terus bergerak
menjuntai tak ubahnya sapuan-sapuan halus. Hal ini membuat pergerakan sperma
pun menjadi terhambat. Tidak hanya itu, kehadiran silia juga membuat banyak
sperma terjebak atau terperangkap. Tidak bisa bergerak lalu mati.
6. Lapisan Pelindung Ovum
ilustrasi: diambil dari www.nsf.gov |
- Korona Radiata: merupakan lapisan
ovum paling luar dan paling tebal. Bentuknya tampak seperti tonjolan-tonjolan menjuntai
yang mampu menghalangi pergerakan sperma. Bahkan mampu membuat sperma
tergencet. Alhasil, banyak sperma yang mati.
- Zona Pellusida: lapisan pelidung ovum
bagian tengah yang tebal.
- Membran Vitellin: lapisan transparan
di bagian dalam ovum.
Saat satu sperma sudah berhasil melewati ketiga lapisan
pelindung ini, maka secara otomatis inti sel sperma akan mampu membuahi inti
sel telur hingga terjadi fertilisasi. Saat satu sperma sudah masuk, maka ovum
secara otomatis akan mengeluarkan semacam enzim yang mampu mencegah masuknya sperma-sperma
lain. Sekali lagi, satu ovum hanya
bisa dibuahi satu sperma, itu
prinsipnya.
diambil dari www.youtube.com (Nucleus Medical Media) |
Dari kisah perjuangan sperma membuahi ovum ini, kita
sepatutnya bisa belajar. Layaknya ovum, tampaknya memang sudah menjadi kondrat
wanita untuk menunggu dan memilih siapa yang diinginkannya. Dan layaknya
sperma, sudah menjadi kondrat pria juga untuk berjuang memperebutkan satu cinta
wanita, tanpa perlu gengsi. Jika gagal, tidak masalah, esok masih bisa berjuang
lagi.
Lalu, yang jadi
pertanyaan selanjutnya adalah apakah kodrat wanita memang hanya menunggu? Bagaimana
dengan prinsip satu ovum hanya bisa dibuahi satu sperma? Masih diaplikasikan kah
dalam kehidupan manusia di jaman sekarang ini?