ilustrasi: www.australia.com |
Apa yang terlihat di dunia, entah itu manusia, maupun
tiap elemen hidup dan tak-hidup di alam sekitar, merupakan gambaran sebuah
sistem yang terbentuk dari sistem-sistem lain yang lebih kecil. Sesuatu yang
besar berasal dari sesuatu yang lebih kecil. Sesuatu yang kompleks tersusun
dari sesuatu yang lebih sederhana. Demikian seterusnya hingga terbentuk
strata-strata tertentu yang saling berkaitan dan saling menyeimbangi.
Hal tersebut berlaku juga pada tiap elemen dasar alam,
seperti Air. Satu tetes air terdiri dari miliar-an molekul air. Molekul air
tersusun atas tiga buah atom, yaitu dua atom Hidrogen (H) dan satu Oksigen (O).
Dalam penulisan ilmiah, air kemudian disimbolkan dengan rumus kimia H2O.
ilustrasi: earthguide.ucsd.edu |
Tidak hanya bumi, dalam tubuh makhluk hidup pun
mengandung air. Pada manusia, hingga 60 persen dari tubuhnya adalah air, yang
tersebar di berbagai organ. Air pada otak mengambil porsi sebanyak 70%,
paru-paru 90%, jaringan otot 75%, lemak
tubuh 10%, dan tulang sebanyak 22%. Tidak hanya itu 83% darah merupakan air.
Kandungan air tersebut tentunya tergantung berbagai faktor seperti usia, jenis
kelamin, maupun genetik.
ilustrasi: wlzine.com |
Sementara itu, kandungan air pada tubuh hewan rata-rata
mencapai 80%. Di mana pada umumnya, hewan tidak akan bertahan hidup jika sudah
kehilangan lebih dari 15% air dalam tubuhnya. Kandungan air pada hewan juga
sangat tergantung pada jenisnya. Pada ubur-ubur misalnya, di mana sekitar 95%
tubuhnya mengandung air.
Air juga merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan
tumbuhan. Kandungan air pada tanaman dapat mencapai 70-90% dari bobot segar
jaringan dan organ tanaman. Selama masa hidupnya, tanaman umumnya memerlukan
air untuk melakukan transpirasi (penguapan) dari daunnya yang bisa mencapai 100
kali berat tubuhnya.
Tak heran jika 99% dari total jumlah air yang diserap
tumbuhan akan hilang sebagai uap melalui proses transpirasi pada daun dan
kanopi tanaman. Sedangkan sisanya, untuk keperluan fotosintesis dan metabolisme
lainnya.
Keberadaan air dan pemanfaatannya, menjadi seimbang
berkat adanya siklus air. Melalui proses pergerakan dan pemindahan air yang
tidak pernah berhenti ini akhirnya membuat jumlah air di bumi cenderung selalu
tetap. Yang menjadi pertanyaan sekarang, seberapa besar proses
pergerakan/pemindahan air tersebut berdampak bagi kehidupan manusia.
Alam melalui sistem-sistem kehidupan di dalamnya ,
sebenarnya telah mengajarkan ilmu yang nyatanya sulit sekali disadari manusia.
Karena tak bisa dipungkiri, beragam ulah manusia yang seringkali menjadi
penyebab hingga sistem kehidupan alam menjadi tidak seimbang.
Sumber: Segala Sumber